GP Malaysia dikenal sebagai balapan terpanas sepanjang seri F1 terkait suhu tinggi di atas lintasan. Yang kemudian menambah tantangan adalah hujan yang kadang turun tanpa bisa diprediksi.
Sejak pertama menggelar F1 pada tahun 1999 silam, GP Malaysia menghadirkan tantangan berupa suhu udara yang sangat panas.
Beberapa pembalap bahkan menjuluki balapan di Sirkuit Sepang sebagai yang terpanas yang pernah mereka ikuti.
Tapi panas bukan satu-satunya tantangan yang datang dari iklim tropis Malaysia. Dalam beberapa penyelenggaraan hujan yang datang di tengah balapan menambah tingkat kesulitan buat pembalap.
Musim lalu sesi kualifikasi diwarnai guyuran hujan lebat namun keesokan harinya race berlangsung dalam kondisi lintasan kering. Sementara di tahun 2009 hujan sangat deras yang mengguyur saat balapan membuat jumlah race 'didiskon' yang tadinya 56 lap menjadi hanya 31 putaran.
"Malaysia adalah lintasan permanen pertama yang akan dijalani, mengingat Australia merupakan sirkuit semi-jalanan. Di sana panas dan hujan setiap hari, tapi pertanyaannya adalah kapan dan berapa banyak? Itu akan sangat mengecoh," sahut Sebastian Vettel diberitakan F1.com.
Vettel adalah penghuni podium teratas GP Malaysia tahun lalu. Sukses tersebut dilengkapi dengan keberhasilan Mark Webber duduk di posisi dua klasemen.
"Saya menyukai lintasannya dan saya punya beberapa penilaian baik di sana sebelumnya"
"Secara umum balapan di luar negeri terasa spesial, karena Anda bisa datang beberapa hari sebelum balapan, jadi Anda bisa melihat banyak hal berbeda. Saya menikmatinya dan tak sabar ingin menjalaninya," tuntas Vettel.
Sejak pertama menggelar F1 pada tahun 1999 silam, GP Malaysia menghadirkan tantangan berupa suhu udara yang sangat panas.
Beberapa pembalap bahkan menjuluki balapan di Sirkuit Sepang sebagai yang terpanas yang pernah mereka ikuti.
Tapi panas bukan satu-satunya tantangan yang datang dari iklim tropis Malaysia. Dalam beberapa penyelenggaraan hujan yang datang di tengah balapan menambah tingkat kesulitan buat pembalap.
Musim lalu sesi kualifikasi diwarnai guyuran hujan lebat namun keesokan harinya race berlangsung dalam kondisi lintasan kering. Sementara di tahun 2009 hujan sangat deras yang mengguyur saat balapan membuat jumlah race 'didiskon' yang tadinya 56 lap menjadi hanya 31 putaran.
"Malaysia adalah lintasan permanen pertama yang akan dijalani, mengingat Australia merupakan sirkuit semi-jalanan. Di sana panas dan hujan setiap hari, tapi pertanyaannya adalah kapan dan berapa banyak? Itu akan sangat mengecoh," sahut Sebastian Vettel diberitakan F1.com.
Vettel adalah penghuni podium teratas GP Malaysia tahun lalu. Sukses tersebut dilengkapi dengan keberhasilan Mark Webber duduk di posisi dua klasemen.
"Saya menyukai lintasannya dan saya punya beberapa penilaian baik di sana sebelumnya"
"Secara umum balapan di luar negeri terasa spesial, karena Anda bisa datang beberapa hari sebelum balapan, jadi Anda bisa melihat banyak hal berbeda. Saya menikmatinya dan tak sabar ingin menjalaninya," tuntas Vettel.
0 komentar:
Posting Komentar