Selasa, 26 April 2011

Glesier di Arktik Pengaruhi Volume Air Laut Dunia

Mencairnya glesier dan puncak es di kepulauan Arktik wilayah Kanada, ternyata berperan penting dalam naiknya permukaan air laut, jauh dari yang perkiraan, demikian menurut sebuah penelitian terbaru.

Studi tersebut menemukan bahwa antara tahun 2004 dan 2009, sekira 30 ribu pulau es di kepulauan Kanada, menyimpan 363 kubik kilometer air, yang sama dengan tiga perempat isi dari Danau Erie di Kanada. Demikian seperti yang diberitakan AFP.

Selama setengah dari periode enam tahun tersebut, rata-rata hilangnya massa es di kepulauan tersebut sebesar 29 kubik kilometer per tahun. Lalu untuk periode tiga tahun selanjutnya, rata-rata hilangnya massa es melonjak hingga 92 kubik kilometer per tahun.

Lalu selama periode enam tahun penuh, jumlah hilangnya massa ini menambah total satu milimeter naiknya permukaan air laut dunia. "Wilayah ini diperkirakan sebelumnya tidak berkontribusi dalam naiknya permukaan air laut," ujar Alex Gardner, seorang peneliti dari University of Michigan, yang juga penulis utama dalam penelitian ini.

"Kini kita sadar bahwa di luar Antartika dan Greenland, kepulauan Arktik Kanada merupakan kontributor terbesar untuk tahun 2007 sampai 2009. Wilayah ini sangat sensitif dan jika suhunya terus naik, kita akan melihat fenomena mencairnya es lagi," katanya.

99 persen dari es dunia ada di Antartika dan Greenland. Kedua wilayah tersebut meski ukurannya besar, namun hanya berkontribusi setengah dari fenomena mencairnya es ke air laut.

Sebelumnya menurut laporan NASA, Lapisan es di Greenland dan Antartika ternyata mencair dengan akselerasi yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Laju pencairan ini begitu cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya. "Lapisan es yang mendominasi kenaikan permukaan laut memang tidak mengejutkan, karena mereka memang mengandung lebih banyak es ketimbang gletser pegunungan," ujar Eric Rignot, peneliti gabungan antara Jet Propulsion Laboratory NASA dengan University of California.

Tapi yang mengejutkan, ia menambahkan, meningkatnya kontribusi kenaikan air laut oleh lapisan es, kini sudah terjadi. "Bila ini terus terjadi permukaan air laut akan meninggi secara signifikan daripada yang diproyeksikan sebelumnya oleh United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change  pada 20017."

Studi ini sendiri, menggunakan dua teknik pengukuran berbeda, yakni menggunakan data dari interferometric synthetic aperture radar dan data  regional atmospheric climate model dari Utrecht University, serta data pengamatan dari satelit NASA/ Gravity Recovery and Climate Experiment (Grace) Jerman selama delapan tahun.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes