Senin, 14 Februari 2011

Tularkan Penyakit Mengerikan Bukti Betapa Buruknya Daging Babi

Beberapa waktu yang lalu beberapa kota (Bandung, Bogor, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan kota Batu) dihebohkan dengan adanya dendeng dan abon babi yang dijual di pasaran dengan menggunakan nama sapi dan memakai pula gambar sapi. Serta mencantumkan logo halal gadungan di dalam kemasannya.

Kejadian ini jelas akan mengundang kecaman keras. Terutama dari umat Islam. Karena, babi merupakan binatang yang diharamkan secara langsung oleh Allah SWT dalam Al Quran untuk dikonsumsi. Jadi tindakan penggunaan nama dan gambar sapi ini dianggap tindakan yang sangat tidak beradab dan bermoral. Ibarat fenomena gunung es, kota-kota di atas, dikhawatirkan hanya merupakan temuan kasus yang terungkap saja. Di antara banyaknya kasus yang sama terjadi di daerah lain yang belum diketemukan. Awalnya berawal dari hasil penyelidikan tim petugas Dinas Pertanian setempat yang curiga terhadap barang tersebut di atas.

Setelah dilakukan pengujian laboratorium diketahui bahwa dendeng dan abon dengan nama dan bergambar sapi ini ternyata berbahan dasar daging celeng atau babi hutan (bagong). Diharapkan tidak lama lagi sang pelaku (produsen) yang tidak bertanggung jawab ini dapat segera diminta pertanggungjawabannya.

Tindakan pelaku tentu tidak hanya gegabah. Tetapi, lebih dari itu. Sudah termasuk kelancangan sara yang akan berakibat fatal dan dipastikan berpotensi besar menciptakan keresahan di masyarakat.

Biasanya kalau telat ditanggulangi akan mengundang "polisi-polisi" agama yang akan bertindak berinisiatif sendiri. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya hal tersebut polisi diharapkan menangani kasus ini dengan cermat, cepat, dan tepat.

Bagi umat Islam memakan produk pangan asal hewan (PPAH) babi adalah sebuah kemaksiatan. Jadi termasuk diwajibkan untuk tidak sedikit pun "menyentuhnya". Dalam kitab suci Al Qur'an ayat yang mengharamkan PPAH babi berangkai berurutan ada dalam ayat dengan hukum pengharaman bangkai, dan darah. Tepatnya di QS 5:3, QS 6:145, dan QS 16:115.

Tentu hak prerogatif Allah SWT untuk menentukan suatu hukum tertentu. Termasuk pengharaman ketiga benda tersebut di atas. Manusia hanya bisa "menebak-nebak" alasan latar belakang keluarnya hukum tersebut. Tetapi, seiring dengan kemajuan sains dan teknologi, "tebakan-tebakan" manusia itu sudah terlihat sangat ilmiah, logis, serta terbukti sekali kebenarannya.

Dulu argumen para ilmuwan "pembela" hukum Allah, menyatakan bahwa kemungkinan salah satu penyebab pengharaman itu adalah dikarenakan adanya cacing pita yang bersemayam dalam daging babi. Walau kemudian banyak dibantah oleh ilmuwan yang kontra dengan pendapat pertama yang menyatakan bahwa cacing pita dapat hancur hanya dengan pemanasan sederhana. 

Kini bukti-bukti nyata lainnya banyak terungkap oleh para ilmuwan yang berpandangan obyektif semata-mata mengungkapkan kebenaran hasil penelitiannya. Babi diketahui betapa banyaknya efek negatif yang ditimbulkan dan terjadi ketika kita mengkonsumsi PPAH babi.

Selain merupakan daging yang mengandung kolesterol tertinggi PPAH babi juga menjadi mediator "mujarab" bagi tempat berpindahnya sekitar 70 an penyakit yang semula ada dalam hewan babi untuk kemudian pindah ke dalam tubuh manusia. Seorang Ilmuwan Jerman bernama DR Murad Hoffman, dalam bukunya menyatakan bahwa "memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Termasuk pula, virus-virus influenza yang merupakan penyakit yang sangat berbahaya, hidup, dan berkembang pada musim panas karena medium babi.

DR Murad Hoffman tidak sendirian. Daniel S Shapiro MD, seorang Pengarah Clinical Microbiology Laboratories, Boston Medical Center, Massachusetts dan juga merupakan asisten Profesor di Pathology and Laboratory Medicine, Boston University School of Medicine, Massachusetts, Amerika, menyatakan bahwa terdapat lebih daripada 25 penyakit yang bisa dijangkiti dari babi. Di antaranya ialah:

• Anthrax
• Ascaris suum
• Botulism
• Brucella suis
• Cryptosporidiosis
• Entamoeba polecki
• Erysipelothrix shusiopathiae
• Flavobacterium group IIb-like bacteria
• Influenza
• Leptospirosis
• Pasteurella aerogenes
• Pasteurella multocida
• Pigbel
• Rabies
• Salmonella cholerae-suis
• Salmonellosis
• Sarcosporidiosis
• Scabies
• Streptococcus dysgalactiae (group L)
• Streptococcus milleri
• Streptococcus suis type 2 (group R)
• Swine vesicular disease
• Taenia solium
• Trichinella spiralis
• Yersinia enterocolitica
• Yersinia pseudotuberculosis

Jadi, PPAH babi sebagai sumber penyakit bagi manusia secara kasat mata sebenarnya sudah dapat diterka. Kalau melihat habitat hidupnya memang sangat mudah untuk dibayangkan.

Bayangkan saja. Babi merupakan hewan paling jorok dan rakus yang tak tertandingi oleh hewan lain. Sampai-sampai karena rakusnya jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis babi akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi untuk memuaskan kerakusannya. Babi memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Tak terkecuali kotoran.

Memakan kotoran apa pun jadi. Entah kotoran manusia, hewan, atau tumbuhan. Bahkan memakan kotorannya sendiri hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya. Teknisnya, babi mengencingi kotorannya lalu memakannya.

Babi memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan. Babi adalah satu-satunya hewan mamalia yang memakan tanah. Memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama jika dibiarkan.

Hal paling mudah yang dapat dilihat langsung dari efek negatif mengkonsumsi PPAH babi adalah bahwa kulit orang yang mengkonsumsi babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Data lain menunjukkan bahwa hasil penelitian ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia, menunjukkan daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan kolon.

Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi meningkat secara drastis. Terutama di negara-negara Eropa dan Amerika serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan yang diadakan di Sao Paulo.

Sekarang sudah sangat jelas bahwa tidak ada satu pun hal yang dilarang oleh Allah SWT kecuali di dalamnya ada kemaslahatan yang baik bagi manusia. Termasuk dengan pengharaman mengkonsumsi PPAH babi. Kita yang sudah tahu betapa banyaknya efek negatif dari mengkonsumsi PPAH babi. Harus waspada terhadap penipuan-penipuan produsen PPAH nakal.

Kerugian mengkonsumsi PPAH babi tidak hanya akan kita dapatkan di dunia semata. Lebih dari itu. Tubuh yang dimasuki makanan atau minuman haram akan menjadi santapan api yang maha panas di neraka.

Untuk itu dalam rangka menjaga ketenangan batin umat Islam Pemerintah kiranya diharapkan dapat serius menangani kasus penipuan-penipuan seperti ini. Secara istiqomah terus menjaga makanan yang beredar di pasaran tetap berada dalam koridor ASUH (Aman Sehat Utuh Halal). Agar makanan yang masuk ke setiap rongga tubuh masyarakatnya menjadi jalan keberkahan bagi negeri ini. Amin. Insya Allah.

(detik.com)

3 komentar:

Ikhsan Alif mengatakan...

Pantas yah agama Islam melarang memakan daging babi, ternyata sangat amat banyak penyakitnya...tapi kenapa orang-orang masih mengkonsumsi daging babi yah???

Anonymous mengatakan...

wow wow woooooow !!!,
:O

Admin mengatakan...

Alif : Mungkin Udah Tradisi Agama Mereka Maz.. Yang pasti agama Islam Ga ada Tradisi Makan Babi kan?? hehe

Gollum : Awaaass.. !!! ada Suleee. Prikitiuuww... // :D

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes