Di suatu hari, Si Kabayan ditanya oleh Abahnya Iteung, “Kabayan, apa yang kamu suka dalam kehidupan ini?” lalu Kabayan menjawab, “Aya atuh Abah, yang saya suka dalam hidup ini apabila saya menemukan sebuah tanjakan. Itu yang saya suka mah Abah.”
Abah pun kembali melanjutkan pertanyaannya, “Kenapa kamu suka tanjakan, Kabayan? bukannya tanjakan itu sulit dan berat untuk dihadapi? Masih ada hal yang lebih menarik dan lebih indah dalam hidup ini?”
Lalu Kabayan pun menjawab, “eh, Abah.. bukannya setelah tanjakan itu ada turunan?”
“Nah, turunan itu yang sebetulnya yang saya sukai, Abah. Sebab, turunan itu datangnya setelah tanjakan. Tidak ada turunan sebelum adanya sebuah tanjakan.” Lanjut Kabayan.
Hikmahnya, kita harus bergembira sekiranya mendapatkan kesulitan/ujian dari Allah swt. Karena setelah itu Allah akan memberikan kemudahan di antara kesulitan-kesulitan yang datang menghampiri. Seraya Allah berfirman, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. An-Nasyr [94]: 5-8).
Saudaraku yang dirahmati Allah, dari ayat tersebut jelaslah bahwa tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mengeluh. Karena kesulitan-kesulitan yang datang menghampiri kita adalah pemicu akan datangnya kemudahan dan pertolongan dari Allah swt. lihat saja dalam ayat tersebut, Allah mengapit satu kesulitan dengan dua kemudahan. itulah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt. kepada para hamba-Nya yang beriman. mereka tidak sedih, khawatir atau takut.
Dalam ayat lain disebutkan bahwa Allah tidak akan membebani pundak manusia dengan sesuatu yang tidak dapat ditanggung olehnya. (QS. Al-Baqarah [2]: 286).
Itulah bentuk kasih sayang Allah, Dia merancang penciptaan dan takdir manusia supaya lebih memudahkan dalam menjalani kehidupannya. (Gust Kemal Pribadi/ Dakwatuna.com)
0 komentar:
Posting Komentar