Eksekutif Google Wael Ghonim, yang turut membantu revolusi Mesir beberapa waktu lalu, berencana cuti panjang dari raksasa internet itu untuk mendirikan LSM di Mesir.
Seperti diketahui, Ghonim yang menjadi kepala marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara sempat ditahan saat terjadi demonstrasi besar-besaran anti rezim Husni Mubarak.
Pasalnya, Ghonim merupakan admin pembuat halaman Facebook yang menjadi cikal bakal revolusi Mesir, akhir Januari lalu.
Namun Ghonim dibebaskan oleh pemerintah Mesir pada awal Febrauri silam setelah ditahan selama hampir dua minggu.
Peristiwa penangkapan itu segera mencuatkan pamor Ghonim di kalangan demonstran Mesir. Revolusi Mesir itu pula yang akhirnya mendorong pria 30 tahun memutuskan istirahat panjang dari Google guna membantu negaranya dalam masa transisi ini.
"Memutuskan cuti panjang dari @Google dan mendirikan LSM berbasis teknologi untuk membantu mengatasi kemiskinan serta mengawasi pendidikan di #Mesir," demikian tulis Ghonim melalui akun Twitter miliknya seperti diberitakan Yahoo News, Senin (25/4/2011).
Belum lama ini, majalah ternama TIME menempatkan Ghonim sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh sepanjang 2011. Pada situs majalah itu, nama Ghonim adalah yang paling pertama muncul. Namun TIME berkeras sebenarnya tidak ada urutan preferensi.
"Wael Ghonim merengkuh kaum muda yang menjadi mayoritas masyarakat Mesir…Dengan menekankan fakta bahwa rezim (Mubarak) hanya akan mendengar suara rakyat melalui aksi demonstrasi damai serta ketidakpatuhan penduduk, Wael membantu Mesir melaksanakan revolusi damai," itulah yang tertulis pada profil Ghonim di majalah TIME.
Halaman Facebook yang diciptakan Ghonim bertajuk “We Are Khaled Said”. Said sendiri merupakan seorang pebisnis berusia 28 tahun yang mati di tangan seorang polisi yang menyamar. Ia dicurigai merencanakan protes besar-besaran untuk melawan kekejaman polisi.
Seperti diketahui, Ghonim yang menjadi kepala marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara sempat ditahan saat terjadi demonstrasi besar-besaran anti rezim Husni Mubarak.
Pasalnya, Ghonim merupakan admin pembuat halaman Facebook yang menjadi cikal bakal revolusi Mesir, akhir Januari lalu.
Namun Ghonim dibebaskan oleh pemerintah Mesir pada awal Febrauri silam setelah ditahan selama hampir dua minggu.
Peristiwa penangkapan itu segera mencuatkan pamor Ghonim di kalangan demonstran Mesir. Revolusi Mesir itu pula yang akhirnya mendorong pria 30 tahun memutuskan istirahat panjang dari Google guna membantu negaranya dalam masa transisi ini.
"Memutuskan cuti panjang dari @Google dan mendirikan LSM berbasis teknologi untuk membantu mengatasi kemiskinan serta mengawasi pendidikan di #Mesir," demikian tulis Ghonim melalui akun Twitter miliknya seperti diberitakan Yahoo News, Senin (25/4/2011).
Belum lama ini, majalah ternama TIME menempatkan Ghonim sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh sepanjang 2011. Pada situs majalah itu, nama Ghonim adalah yang paling pertama muncul. Namun TIME berkeras sebenarnya tidak ada urutan preferensi.
"Wael Ghonim merengkuh kaum muda yang menjadi mayoritas masyarakat Mesir…Dengan menekankan fakta bahwa rezim (Mubarak) hanya akan mendengar suara rakyat melalui aksi demonstrasi damai serta ketidakpatuhan penduduk, Wael membantu Mesir melaksanakan revolusi damai," itulah yang tertulis pada profil Ghonim di majalah TIME.
Halaman Facebook yang diciptakan Ghonim bertajuk “We Are Khaled Said”. Said sendiri merupakan seorang pebisnis berusia 28 tahun yang mati di tangan seorang polisi yang menyamar. Ia dicurigai merencanakan protes besar-besaran untuk melawan kekejaman polisi.
0 komentar:
Posting Komentar