Pada 2009, para ilmuwan di Fraunhofer Institute for Interfacial Engineering and Biotechnology di Jerman, ingin bisa memproduksi kulit manusia buatan dalam jumlah besar.
Ide itu kini terwujud. Ya, Jerman memiliki pabrik kulit manusia yang kegiatan produksinya dibantu robot.
Robot-robot yang bekerja di pabrik meremas larutan kimia berwarna merah muda dan ke dalam alat semacam pipet lalu mengubahnya menjadi bakal lembaran-lembaran kulit manusia. Demikian keterangan yang diberitakan Pop Science.
Pabrik ini menghasilkan 5.000 jaringan tembus pandang berwarna putih seukuran uang koin setiap bulannya. Jaringan bakal kulit yang diproduksi, bisa juga berwarna coklat.
Terdapat pembuluh darah di dalamnya, sehingga bisa digunakan untuk mengobati luka kulit.
Proses pembuatan kulit dikontrol oleh robot dan komputer. Lingkungan tempat kulit dihasilkan sudah dibuat steril dengan suhu yang sangat terkendali. Kulit yang dihasilkan diawasi betul-betul agar bebas dari infeksi. Laser dan pisau yang dipandu oleh komputer dipakai untuk memotong.
Pabrik ini dibuat untuk menghasilkan jaringan tubuh manusia, lengkap dengan urat, sehingga dapat digunakan untuk menangani luka atau kondisi medis lain.
Setiap jaringan, dihargai USD 72 atau sekitar Rp 620 ribu. Memang, terbilang masih cukup mahal. Dua tahun lalu, para ilmuwan berharap pabrik ini bisa menghasilkan kulit buatan dengan harga terjangkau untuk kepentingan penelitian dan pengobatan.
"Di masa depan, pabrik seperti ini diharapkan dapat menghasilkan jaringan baru untuk kemih, trakea, tulang rawan, bahkan organ tubuh. Meskipun sudah terbukti berhasil, transplantasi jaringan tubuh hasil rekayasa masih sangat mahal. Makanya, pembuatan jaringan dengan mesin otomatis ini diharapkan bisa mengurangi biaya," kata Heike Walles, pemimpin proyek pabrik kulit.
Dia dan tim ilmuwan sudah berhasil memproduksi jaringan untuk transplantasi pada manusia, namun prosesnya masih memakan biaya yang sangat mahal.
"Fasilitas produksi jaringan semacam ini diharapkan bisa lebih memudahkan dan mengurangi biaya," kata Walles.
Ide itu kini terwujud. Ya, Jerman memiliki pabrik kulit manusia yang kegiatan produksinya dibantu robot.
Robot-robot yang bekerja di pabrik meremas larutan kimia berwarna merah muda dan ke dalam alat semacam pipet lalu mengubahnya menjadi bakal lembaran-lembaran kulit manusia. Demikian keterangan yang diberitakan Pop Science.
Pabrik ini menghasilkan 5.000 jaringan tembus pandang berwarna putih seukuran uang koin setiap bulannya. Jaringan bakal kulit yang diproduksi, bisa juga berwarna coklat.
Terdapat pembuluh darah di dalamnya, sehingga bisa digunakan untuk mengobati luka kulit.
Proses pembuatan kulit dikontrol oleh robot dan komputer. Lingkungan tempat kulit dihasilkan sudah dibuat steril dengan suhu yang sangat terkendali. Kulit yang dihasilkan diawasi betul-betul agar bebas dari infeksi. Laser dan pisau yang dipandu oleh komputer dipakai untuk memotong.
Pabrik ini dibuat untuk menghasilkan jaringan tubuh manusia, lengkap dengan urat, sehingga dapat digunakan untuk menangani luka atau kondisi medis lain.
Setiap jaringan, dihargai USD 72 atau sekitar Rp 620 ribu. Memang, terbilang masih cukup mahal. Dua tahun lalu, para ilmuwan berharap pabrik ini bisa menghasilkan kulit buatan dengan harga terjangkau untuk kepentingan penelitian dan pengobatan.
"Di masa depan, pabrik seperti ini diharapkan dapat menghasilkan jaringan baru untuk kemih, trakea, tulang rawan, bahkan organ tubuh. Meskipun sudah terbukti berhasil, transplantasi jaringan tubuh hasil rekayasa masih sangat mahal. Makanya, pembuatan jaringan dengan mesin otomatis ini diharapkan bisa mengurangi biaya," kata Heike Walles, pemimpin proyek pabrik kulit.
Dia dan tim ilmuwan sudah berhasil memproduksi jaringan untuk transplantasi pada manusia, namun prosesnya masih memakan biaya yang sangat mahal.
"Fasilitas produksi jaringan semacam ini diharapkan bisa lebih memudahkan dan mengurangi biaya," kata Walles.
0 komentar:
Posting Komentar