Menurunnya citra Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam beberapa tahun terakhir turut mempengaruhi hasil pencarian di Google.
Kini, mesin pencari populer itu tidak bisa menampilkan ‘kebaikan SBY’.
Sejak Minggu (27/2/2011), sejumlah forum di dunia maya ramai dengan 'keanehan' Google. Pasalnya, jika anda melakukan pencarian dengan kata kunci “kebaikan SBY”, Anda tidak bisa menemukannya.
Alih-alih, Google malah menampilkan saran: mungkin maksud anda adalah Keburukan SBY?
Tak ayal, kejadian ini langsung menjadi perbincangan hangat di internet, termasuk situs mikroblog populer Twitter, hingga hari ini, Senin (28/2/2011).
Meski begitu, tidak semua browser menampilkan hal serupa. Setelah menguji langsung, ditemukan, saran itu ditampilkan oleh Internet Explorer, Firefox dan Safari. Sementara, untuk browser Google Chrome dan Opera menampilkan hasil pencarian yang wajar. Memang, Hali ini merupakan kejadian langka. Namun, tetap ada penjelasannya.
Menurut pengamat telekomunikasi Budi Raharjo, Senin (28/2), ada banyak kemungkinan terkait proses revisi yang diberikan Google. Namun, ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan pada Google karena ini hanyalah mesin pencari otomatis.
“Ini bukanlah kesengajaan. Ada banyak alasan mengapa Google secara otomatis melakukan penyaranan revisi pencarian. Ini bisa saja terkait perbedaan isi dengan indeks, jumlah kata kunci keburukan yang lebih banyak dan lainnya,” kata Budi Raharjo.
Kemungkinan pertama, ada banyak orang yang membuat artikel soal kebaikan SBY namun berisikan informasi lebih banyak tentang keburukan SBY pada tubuh artikel.
Karena Google merupakan mesin pencari yang memanfaatkan jumlah kata kunci maka secara otomatis Google melakukan koreksi.
Kedua, banyak pihak yang menulis di judul atau paragraf awal di artikel yang diindeks di Google, memasang kata 'kebaikan SBY'. Namun, di halaman selanjutnya, komentar yang muncul atau tautan artikel mencantumkan banyak kata soal keburukan SBY.
"Kita tidak bisa tahu secara langsung di halaman depan Google soal isi keseluruhan artikel terkait ‘kebaikan SBY’. Bisa jadi, banyak yang mencantumkan kata keburukan SBY pada komentar dan tautan.”
Kemungkinan ketiga adalah pemasangan indeks dan kategori kata berupa ‘keburukan SBY’ pada artikel atau berita internet berisi kebaikan SBY. “Semua artikel di internet pada dasarnya mencantumkan indeks dan kategori. Karena itu, bisa jadi ketidaksesuaian pemasangan indeks dan kategori terhadap isi berita.” tutupnya.
Kini, mesin pencari populer itu tidak bisa menampilkan ‘kebaikan SBY’.
Sejak Minggu (27/2/2011), sejumlah forum di dunia maya ramai dengan 'keanehan' Google. Pasalnya, jika anda melakukan pencarian dengan kata kunci “kebaikan SBY”, Anda tidak bisa menemukannya.
Alih-alih, Google malah menampilkan saran: mungkin maksud anda adalah Keburukan SBY?
Tak ayal, kejadian ini langsung menjadi perbincangan hangat di internet, termasuk situs mikroblog populer Twitter, hingga hari ini, Senin (28/2/2011).
Meski begitu, tidak semua browser menampilkan hal serupa. Setelah menguji langsung, ditemukan, saran itu ditampilkan oleh Internet Explorer, Firefox dan Safari. Sementara, untuk browser Google Chrome dan Opera menampilkan hasil pencarian yang wajar. Memang, Hali ini merupakan kejadian langka. Namun, tetap ada penjelasannya.
Menurut pengamat telekomunikasi Budi Raharjo, Senin (28/2), ada banyak kemungkinan terkait proses revisi yang diberikan Google. Namun, ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan pada Google karena ini hanyalah mesin pencari otomatis.
“Ini bukanlah kesengajaan. Ada banyak alasan mengapa Google secara otomatis melakukan penyaranan revisi pencarian. Ini bisa saja terkait perbedaan isi dengan indeks, jumlah kata kunci keburukan yang lebih banyak dan lainnya,” kata Budi Raharjo.
Kemungkinan pertama, ada banyak orang yang membuat artikel soal kebaikan SBY namun berisikan informasi lebih banyak tentang keburukan SBY pada tubuh artikel.
Karena Google merupakan mesin pencari yang memanfaatkan jumlah kata kunci maka secara otomatis Google melakukan koreksi.
Kedua, banyak pihak yang menulis di judul atau paragraf awal di artikel yang diindeks di Google, memasang kata 'kebaikan SBY'. Namun, di halaman selanjutnya, komentar yang muncul atau tautan artikel mencantumkan banyak kata soal keburukan SBY.
"Kita tidak bisa tahu secara langsung di halaman depan Google soal isi keseluruhan artikel terkait ‘kebaikan SBY’. Bisa jadi, banyak yang mencantumkan kata keburukan SBY pada komentar dan tautan.”
Kemungkinan ketiga adalah pemasangan indeks dan kategori kata berupa ‘keburukan SBY’ pada artikel atau berita internet berisi kebaikan SBY. “Semua artikel di internet pada dasarnya mencantumkan indeks dan kategori. Karena itu, bisa jadi ketidaksesuaian pemasangan indeks dan kategori terhadap isi berita.” tutupnya.
1 komentar:
wah ga iya lg ene :)
Posting Komentar