Menggigit sebatang atau dua batang cokelat hitam sama manfaatnya seperti mengonsumsi segelas jus buah. Para peneliti mengklaim bahwa cokelat mengandung bahan kimia penghilang kanker.
Seperti diberitakan dari Metro.co.uk, baik cokelat hitam maupun cokelat biasa memiliki aktivitas antioksidan penghilang kanker dan flavanol lebih dari buah.
Dr Debra Millar, dari Pusat Hershey untuk Kesehatan dan Gizi, di Pennsylvania, menulis: "Secara alami cokelat bubuk, cokelat hitam memiliki jauh lebih besar nilai TF (flavanol total) daripada bubuk buah dan jus buah lainnya setelah diuji masing-masing," ungkapnya.
Perbandingan yang dibuat antara porsi tunggal cokelat gelap, cokelat, campuran cokelat panas dan jus buah.
Antioksidan, yang meliputi flavanols, menetralkan molekul yang merusak yang disebut radikal bebas dan dipercaya untuk memerangi penyakit jantung dan kanker.
Konsultan gizi, dr Carina Norris mendukung beberapa klaim Hershey namun memperingatkan bahwa gagasan yang menyatakan bahwa cokelat lebih sehat dari buah 'terlalu bagus untuk menjadi kenyataan'.
"Ada banyak penelitian yang menunjukkan kakao tinggi dalam antioksidan dan flavanols, dapat membantu melawan penyakit jantung dan kanker," ucap Norris.
"Kakao memang bisa dianggap sebagai makanan kesehatan tetapi Anda tidak bisa mengatakan cokelat benar-benar lebih bagus dari buah, karena cokelat juga mengandung hal-hal negatif seperti lemak dan gula," tambahnya.
Pohon cokelat, yang buahnya mengandung biji yang bisa diproses menjadi cokelat, ditemukan sekitar 2.000 tahun lalu di hutan hujan tropis Amerika. Bangsa yang pertama kali tercatat mengonsumsi cokelat adalah bangsa Maya (250-900 SM). Mereka mencampur biji kokoa dengan bumbu tertentu untuk mengimbangi rasa pahit dan pedas sebelum menjadikannya minuman.
Bagi bangsa Maya, buah cokelat merupakan simbol kehidupan dan kesuburan. Buah ini juga sering dihadirkan dalam ritual religius, termasuk upacara pernikahan. Di Meksiko, bangsa Aztec percaya orang yang mengonsumsi buah cokelat akan dilimpahi kebijaksanaan dan kekuatan.
Pada tahun 1519, orang Eropa baru mengenal cokelat ketika buah ini dibawa pelaut Spanyol yang membawa tanaman ini. Dari minuman kesukaan raja, cokelat kemudian menyebar ke seluruh Eropa dan selama berabad-abad hanya dikenal sebagai minuman bangsawan.
Reputasi cokelat sebagai afrosidiak atau makanan peningkat gairah berawal dari kalangan bangsawan Perancis. Casanova, penakluk wanita ternama, dikenal punya kebiasaan minum cokelat sebelum petualangan erotisnya dengan banyak wanita.
Meski lebih dikenal sebagai afrosidiak, ternyata kandungan phenylethylamine dalam cokelat hanya sedikit. Phenylethylamine (PEA) atau disebut juga "obat cinta" berhubungan dengan pengaturan energi fisik, mood dan atensi. Tubuh akan mengeluarkan PEA ketika terjadi eforia emosional sehingga tekanan darah dan detak jantung meningkat. Namun para ilmuwan tidak menemukan bukti bahwa PEA dalam makanan bisa meningkatkan PEA dalam otak.
Cokelat juga dipercaya dapat memengaruhi psikologis seseorang dengan membangkitkan perasaan senang dan positif. Hal ini disinyalir oleh seorang peneliti dari Universitas Cambridge bahwa aroma cokelat yang khas dengan tekstur dan rasanya yang "menghanyutkan" memberikan sensasi tersendiri.
Kandungan PEA yang dimiliki cokelat juga menjadi salah satu kemungkinan penyebab pembangkit perasaan ini. Hal ini disebabkan karena kandungan tersebut merupakan suatu substansi mirip amphetanine yang meningkatkan serapan triptofan ke otak dan akhirnya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine inilah yang memunculkan perasaan senang dan perbaikan suasana hati.
Yang pasti, penelitian belakangan ini menemukan bahwa cokelat hitam murni mengandung flavonoid yang kaya, serupa seperti yang ditemukan dalam teh, red wine, buah dan sayuran. Riset juga menemukan seporsi kecil cokelat hitam akan meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko diabetes.
Tapi berhati-hatilah, permen cokelat dan cokelat kemasan yang dijual biasanya mengandung lemak jenuh dan gula yang tinggi. Untuk mendapatkan efek menyehatkan, cokelat hitam murni yang dianjurkan.
Seperti diberitakan dari Metro.co.uk, baik cokelat hitam maupun cokelat biasa memiliki aktivitas antioksidan penghilang kanker dan flavanol lebih dari buah.
Dr Debra Millar, dari Pusat Hershey untuk Kesehatan dan Gizi, di Pennsylvania, menulis: "Secara alami cokelat bubuk, cokelat hitam memiliki jauh lebih besar nilai TF (flavanol total) daripada bubuk buah dan jus buah lainnya setelah diuji masing-masing," ungkapnya.
Perbandingan yang dibuat antara porsi tunggal cokelat gelap, cokelat, campuran cokelat panas dan jus buah.
Antioksidan, yang meliputi flavanols, menetralkan molekul yang merusak yang disebut radikal bebas dan dipercaya untuk memerangi penyakit jantung dan kanker.
Konsultan gizi, dr Carina Norris mendukung beberapa klaim Hershey namun memperingatkan bahwa gagasan yang menyatakan bahwa cokelat lebih sehat dari buah 'terlalu bagus untuk menjadi kenyataan'.
"Ada banyak penelitian yang menunjukkan kakao tinggi dalam antioksidan dan flavanols, dapat membantu melawan penyakit jantung dan kanker," ucap Norris.
"Kakao memang bisa dianggap sebagai makanan kesehatan tetapi Anda tidak bisa mengatakan cokelat benar-benar lebih bagus dari buah, karena cokelat juga mengandung hal-hal negatif seperti lemak dan gula," tambahnya.
Pohon cokelat, yang buahnya mengandung biji yang bisa diproses menjadi cokelat, ditemukan sekitar 2.000 tahun lalu di hutan hujan tropis Amerika. Bangsa yang pertama kali tercatat mengonsumsi cokelat adalah bangsa Maya (250-900 SM). Mereka mencampur biji kokoa dengan bumbu tertentu untuk mengimbangi rasa pahit dan pedas sebelum menjadikannya minuman.
Bagi bangsa Maya, buah cokelat merupakan simbol kehidupan dan kesuburan. Buah ini juga sering dihadirkan dalam ritual religius, termasuk upacara pernikahan. Di Meksiko, bangsa Aztec percaya orang yang mengonsumsi buah cokelat akan dilimpahi kebijaksanaan dan kekuatan.
Pada tahun 1519, orang Eropa baru mengenal cokelat ketika buah ini dibawa pelaut Spanyol yang membawa tanaman ini. Dari minuman kesukaan raja, cokelat kemudian menyebar ke seluruh Eropa dan selama berabad-abad hanya dikenal sebagai minuman bangsawan.
Reputasi cokelat sebagai afrosidiak atau makanan peningkat gairah berawal dari kalangan bangsawan Perancis. Casanova, penakluk wanita ternama, dikenal punya kebiasaan minum cokelat sebelum petualangan erotisnya dengan banyak wanita.
Meski lebih dikenal sebagai afrosidiak, ternyata kandungan phenylethylamine dalam cokelat hanya sedikit. Phenylethylamine (PEA) atau disebut juga "obat cinta" berhubungan dengan pengaturan energi fisik, mood dan atensi. Tubuh akan mengeluarkan PEA ketika terjadi eforia emosional sehingga tekanan darah dan detak jantung meningkat. Namun para ilmuwan tidak menemukan bukti bahwa PEA dalam makanan bisa meningkatkan PEA dalam otak.
Cokelat juga dipercaya dapat memengaruhi psikologis seseorang dengan membangkitkan perasaan senang dan positif. Hal ini disinyalir oleh seorang peneliti dari Universitas Cambridge bahwa aroma cokelat yang khas dengan tekstur dan rasanya yang "menghanyutkan" memberikan sensasi tersendiri.
Kandungan PEA yang dimiliki cokelat juga menjadi salah satu kemungkinan penyebab pembangkit perasaan ini. Hal ini disebabkan karena kandungan tersebut merupakan suatu substansi mirip amphetanine yang meningkatkan serapan triptofan ke otak dan akhirnya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine inilah yang memunculkan perasaan senang dan perbaikan suasana hati.
Yang pasti, penelitian belakangan ini menemukan bahwa cokelat hitam murni mengandung flavonoid yang kaya, serupa seperti yang ditemukan dalam teh, red wine, buah dan sayuran. Riset juga menemukan seporsi kecil cokelat hitam akan meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko diabetes.
Tapi berhati-hatilah, permen cokelat dan cokelat kemasan yang dijual biasanya mengandung lemak jenuh dan gula yang tinggi. Untuk mendapatkan efek menyehatkan, cokelat hitam murni yang dianjurkan.
0 komentar:
Posting Komentar