Beberapa waktu terakhir ini, beredar kabar kalau hasil pertandingan final Piala AFF antara Malaysia vs Indonesia sudah diatur. Sekjen PSSI Nugraha Besoes menganggap tuduhan itu kejam.
Seperti yang sudah banyak diketahui, ada sebuah surat elektronik dari seseorang yang mengaku pegawai Ditjen Pajak Kementrian Keuangan yang isinya menyebut kalau Indonesia memang diatur untuk kalah dari Malaysia di final pertama.
Di dalam surat yang ditujukan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ditembuskan ke sejumlah media, pengurus PSSI dilaporkan mendapat uang miliaran Rupiah yang akan menjadi modal untuk melanggengkan kekuasaan Nurdin Halid di PSSI.
"Kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu (26 Desember 2010) adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai," tulis Eli dalam e-mail-nya sebagaimana diterima
redaksi bolanews.com dan Top Skor dengan akun redaksi@bolanews.com dan topskor@cbn.net.id .
"Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh bandar judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI (Eli menyebutkan dua inisial pejabat PSSI dalam skandal tersebut). Dari kekalahan tim Indonesia ini baik bandar judi maupun dua orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah," tulis Eli.
Mendengar hal ini, Nugraha Besoes berang. Ia menganggap perbuatan ini sangat keji sekaligus menginjak-injak harga diri bangsa.
"Saya sendiri belum baca surat itu. Begini saja, itu katanya kan pegawai Ditjen Pajak ya. Coba itu dicek dulu benar atau tidak dia pegawai Ditjen Pajak," jawab Nugraha.
"Sudah gila kalau melakukan hal seperti itu. Bagaimana kehormatan bangsa dan harga diri bangsa kalau diperjualbelikan seperti itu. Saya khawatir ada orang yang tidak senang dengan kerja PSSI sekarang dan akan dijadikan black campaign. Tidak mungkin lah," imbuh dia.
Nugraha menambahkan kalau kabar terjadinya suap-menyuap itu juga telah mencederai reputasi tim nasional Indonesia.
"Kalau benar, bagaimana nanti reputasi (Alfred) Riedl (pelatih timnas--red), bagaimana reputasi para pemain," cetus pria yang sering disapa Kang Nug ini.
"Itu isu yang sangat kejam. Suatu fitnah yang sudah keterlaluan. Saya ingin bantuan Anda-anda rekan media, buktikan apakah dia (penulis surat) itu ada atau tidak. Silakan dicek," demikian Nugraha.(ar/ok/km)
Sumber : www.suaramedia.com
Seperti yang sudah banyak diketahui, ada sebuah surat elektronik dari seseorang yang mengaku pegawai Ditjen Pajak Kementrian Keuangan yang isinya menyebut kalau Indonesia memang diatur untuk kalah dari Malaysia di final pertama.
Di dalam surat yang ditujukan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ditembuskan ke sejumlah media, pengurus PSSI dilaporkan mendapat uang miliaran Rupiah yang akan menjadi modal untuk melanggengkan kekuasaan Nurdin Halid di PSSI.
"Kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu (26 Desember 2010) adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai," tulis Eli dalam e-mail-nya sebagaimana diterima
redaksi bolanews.com dan Top Skor dengan akun redaksi@bolanews.com dan topskor@cbn.net.id .
"Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh bandar judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI (Eli menyebutkan dua inisial pejabat PSSI dalam skandal tersebut). Dari kekalahan tim Indonesia ini baik bandar judi maupun dua orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah," tulis Eli.
Mendengar hal ini, Nugraha Besoes berang. Ia menganggap perbuatan ini sangat keji sekaligus menginjak-injak harga diri bangsa.
"Saya sendiri belum baca surat itu. Begini saja, itu katanya kan pegawai Ditjen Pajak ya. Coba itu dicek dulu benar atau tidak dia pegawai Ditjen Pajak," jawab Nugraha.
"Sudah gila kalau melakukan hal seperti itu. Bagaimana kehormatan bangsa dan harga diri bangsa kalau diperjualbelikan seperti itu. Saya khawatir ada orang yang tidak senang dengan kerja PSSI sekarang dan akan dijadikan black campaign. Tidak mungkin lah," imbuh dia.
Nugraha menambahkan kalau kabar terjadinya suap-menyuap itu juga telah mencederai reputasi tim nasional Indonesia.
"Kalau benar, bagaimana nanti reputasi (Alfred) Riedl (pelatih timnas--red), bagaimana reputasi para pemain," cetus pria yang sering disapa Kang Nug ini.
"Itu isu yang sangat kejam. Suatu fitnah yang sudah keterlaluan. Saya ingin bantuan Anda-anda rekan media, buktikan apakah dia (penulis surat) itu ada atau tidak. Silakan dicek," demikian Nugraha.(ar/ok/km)
Sumber : www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar