Jumat, 25 Februari 2011

Ilmuwan Kembangkan Printer Pencetak Kulit Manusia

Melakukan print kini tidak hanya sebatas pada media kertas atau bahan padat lainnya saja, pasalnya kini nge-print bisa dilakukan di kulit manusia!

Ya, para peneliti dari Wake Forest Institute for Regenerative Medicine sedang mengembangkan sistem pencetakan khusus untuk kulit. Nantinya temuan ini bisa untuk mengobati tentara yang terluka di medan perang.


Uniknya para para peneliti tersebut melakukan terobosan ini, karena terinsipirasi printer inkjet standar yang biasa digunakan di perkantoran dan rumah-rumah.

Ilmuwan di Wake Forest Institute for Regenerative Medicine, Amerika Serikat, mengembangkan printer kulit itu dengan dukungan dana dari Departemen Pertahanan AS.

Diperkirakan, alat ini nantinya bisa membantu tentara yang mengalami luka bakar di medan perang. Apa yang dilakukan printer kulit itu adalah membuat lapisan kulit baru untuk menyembuhkan luka bakar. Metodenya tak jauh berbeda dari printer inkjet biasa.

"Kami memulai dengan menggunakan cartridge printer inkjet biasa. Bukannya Tampilan samping MINI Rocketman. (Foto: topspeed.com)tinta, kami menggunakan sel kulit di dalam cartridge itu," ujar Dr Anthony Atala, direktur di institut itu, seperti diberitakan CNN.

Printer khusus ini sengaja dikembangkan untuk mengembangkan di bidang kesehatan, misalnya bisa digunakan untuk membangun kembali kulit yang rusak atau terbakar, khususnya dari para parjurit di medan perang. Proyek ini dalam tahap pra-klinis dan membutuhkan lima tahun pembangunan.

Namun mencetak kulit baru tidak sesederhana mencetak di atas kertas. Pertama-tama, pasien harus menyerahkan sampel kulit sehatnya.

Kemudian, sampel itu akan dibiakkan secara terpisah pada sebuah lingkungan yang mengkatalis pertumbuhan sel.

"Kami mengembangkan sel itu dalam jumlah besar. Setelah berhasil membuat sel-sel baru, langkah berikutnya adalah meletakkan sel di cartridge lalu mencetaknya di atas pasien," ujar Atala.

Wake Forest menerima dana USD 50 juta dari Departemen Pertahanan untuk berbagai proyek penelitian. Termasuk penelitian printer kulit ini.

Selain Wake Forest, kampus Cornell University dan Medical University of South Carolina, Charleston juga meneliti hal serupa.

Diperkirakan masih butuh waktu lebih dari lima tahun sebelum penelitian ini selesai. Itu pun belum tentu bisa langsung digunakan secara praktis, baik di medan perang atau di rumah sakit.

Sejauh ini peneliti mengaku puas dengan hasil percobaan awal. Atala mengatakan mereka sudah berhasil mencetak 'kulit yang sehat'.

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes