Minggu, 06 Maret 2011

Gagal Mengorbit, Satelit NASA 'Terjun Bebas' ke Bumi

Misi NASA meluncurkan roket Taurus XL pembawa satelit untuk mengobservasi perubahan iklim di bumi gagal total. Hanya beberapa menit setelah diluncurkan, roket itu 'terjun bebas' ke Samudera Pasifik.

Belum lama ini, NASA meluncurkan roket Taurus XL yang membawa satelit Glory, pukul 2:09 pagi setempat dari pangkalan Vandenberg Air Force di California. Satelit Glory akan diluncurkan untuk misi selama tiga tahun untuk menganalisa dampak partikel terbang terhadap iklim di bumi.


Namun, misi yang memakan dana sebesar USD424 juta itu ternyata gagal total. Taurus XL hanya sempat meluncur selama beberapa menit sebelum jatuh ke laut.

Penyebabnya, Akibat tidak terpisahnya fairing, roket Taurus XL tak sanggup membawa beban yang terlalu berat hingga ke orbit yang dituju yakni 705 kilometer di atas permukaan laut. Karena ia tidak sanggup menempuh kecepatan yang dibutuhkan untuk mencapai orbit, ia jatuh kembali ke Bumi. Taurus XL merupakan roket yang memiliki empat lapis pendorong berbahan bakar padat dengan tinggi 27 meter dan mampu membawa objek seberat 1.590 kilogram ke orbit bawah Bumi. Roket ini merupakan versi darat dari Pegasus Booster, roket yang diluncurkan dari pesawat.

Ini merupakan kali kedua insiden memalukan tersebut terjadi, setelah jenis roket yang sama juga terjatuh, 2009 lalu.

“Masih terlalu dini untuk menyebutkan bahwa kegagalan ini sama dengan yang terjadi pada peluncuran pada 2009,” ujar Grabe. “Saat ini, kami sedang melacak apa yang menyebabkan kegagalan sistem pemisahan fairing di roket,” ucapnya. cetus profesor Henry Lambright dari Syracuse University sebagaimana diberitakan Yahoonews, Sabtu (5/3/2011).

Misi yang dilangsungkan divisi lingkungan NASA kerap mengalami kegagalan belakangan ini. Para pengamat menilai, pemotongan budget yang dilakukan pemerintah terhadap agensi aeronautika dan luar angkasa itu menjadi salah satu penyebabnya.

“Kami sangat terpukul. Namun, akan kembali berusaha meluncurkan satelit itu ke orbit,” kata Ron Grabe, Manager Orbital Sciences Launch Systems Group NASA, seperti diberitakani Space.

"Kejadian ini sangat memalukan. Mereka melewatkan sesuatu pada investigasi (atas insiden pertama) serta pekerjaan yang mereka lakukan setelah itu,"

Kendati begitu, ketua Earth Science NASA, Michael Freilich, menegaskan, masalah yang dihadapi NASA tidaklah seburuk itu. "Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa NASA kini tengah menerbangkan 13 misi riset, yang akan membawa kemajuan besar untuk ilmu bumi kita," ungkapnya.

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes