Selasa, 08 Februari 2011

Bisnis Ala Rasulullah, Tanpa Uang Sebagai Modal Utama

Apakah modal utama memulai usaha? Jika Anda menjawab uang, mungkin benar, tapi tidak dalam bisnis ala Rasulullah SAW.  "Yang menjadi number one capital dalam bisnis ala Rasulullah adalah kepercayaan (trust) dan kompetensi," kata pakar ekonomi syariah, Syafii Antonio. Menurutnya, dalam trust itu ada integritas dan kemampuan melaksanakan usaha. "Beliau membangun usaha dari kecil, dari sekadar menjadi pekerja, kemudian dipercaya menjadi supervisor, manajer, dan kemudian menjadi investor," ujarnya.

Perjalanan dari kuadran ke kuadran itu, katanya, menunjukkan bahwa Rasulullah adalah seorang entrepreneur yang memiliki strategi dalam mengembangkan usahanya dan karakteristik untuk mencapai sukses.


Sebagai pengusaha dan pemimpin, Rasulullah mempunyai sumber income yang sangat banyak. Namun Rasul sangat ringan tangan memberi bantuan. "Beliau sangat tidak sabar melihat ada umat yang menderita dan tidak ridha melihat kemiskinan di sekitarnya atau kelaparan di depan matanya," kata Syafii.

Itu sebabnya, kata Syafii, Rasulullah selalu berinfak dengan kecepatan yang luar biasa, yang digambarkan para sahabatnya sebagai "seperti hembusan angin". "Ia menyedekahkan begitu banyak hartanya dan mengambil sedikit saja untuk diri dan keluarganya," ujarnya.

Kepemimpinan dan manajemen ala Rasulullah ini akan dibedahnya dalam Eksiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW, The Super Leader Super Manager yang akan diluncurkan besok. Dalam buku itu, Syafii merangkai dan menuangkan ketauladanan nabi Muhammad SAW dalam satu set ensiklopedia yang terdiri dari delapan buku.

Menurut Doktor Banking Micro Finance dari University of Melbourne itu, dalam diri Rasulullah banyak hikmah yang bisa dipetik mengangkut soal manajemen dan kepemimpinan. Sayangnya, sangat terbatas literatur yang menggali dimensi leadership dan manajemen dengan kacamata analisa tematis dan modern. “Dalam arti dipandang dari sudut ilmu manajemen modern dan suasana modern,” kata pimpinan Tazkia Group itu. Marketing dalam bisnis adalah sebuah konsep yang dimunculkan untuk menghasilkan sebuah penjualan atau lebih jauh diharapkan dapat mendatangkan keuntungan untuk perusahaan atau individu.

Banyak sekali konsep-konsep marketing dibuat seiring dengan kemajuan jaman. Semakin tinggi persaingan maka akan semakin sulit untuk melakukan penjualan, semakin sulitnya penjualan maka akan semakin banyak konsep-konsep marketing untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ada kalanya yang “menyerah” dan beralih ke bidang lain, tetapi tidak sedikit pula untuk mencapai tujuan mereka mendobrak etika dalam berbisnis.

Etika adalah sebuah peraturan sosial yang tidak tertulis namun secara tidak langsung disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat dalam konteks sosial, sehingga bila etika dilanggar maka hukuman yang timbul juga akan bersifat sosial seperti dijauhi atau diacuhkan dan yang paling berat adalah dimasukkan dalam daftar hitam oleh masyarakat.

Setiap masyarakat mempuyai etika yang berbeda sesuai bidangnya termasuk dalam berbisnis. Pada dasarnya etika dalam berbisnis secara keseluruhan mempunyai  2 poin utama yaitu tidak menipu atau mengelabui dan tidak melanggar nilai-nilai kesopanan dalam masyarakat.

Marketing digunakan untuk mendapatkan uang, sehingga kadangkala etika tidak lagi dipergunakan dalam berbisnis. Saling menjatuhkan, saling menjilat, saling menginjak hingga melakukan kebohongan seakan-akan disahkan dalam suatu strategi marketing.

Kecap tidak ada nomor dua, semuanya no 1.  Komunikasi dalam promosi yang membesar-besarkan produk secara berlebihan yang sebenarnya tidak mencerminkan keadaan produk sebenarnya, sehingga menipu konsumen seringkali kita jumpai dalam segala bidang. Pergesaran pola pemasaran dari pola tradisional ke modern semakin mengecilkan etika dalam berbisnis.

Lalu bagaimana untuk menjalankan bisnis? apakah tidak perlu  marketing?….tetapi yang perlu diingat pada dasarnya kita akan selalu melakukan marketing dalam setiap apa yang kita lakukan….!!
Apa yang kita butuhkan? yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis adalah ilmu dan konsep marketing yang jujur.

Kenapa harus jujur?

Perusahaan tentunya ingin mendapatkan hasil yang maksimal denga berdasarkan kekuatan loyalitas dari konsumennya. Karena pelanggan yang setia akan selalu menggunakan produknya  Kesetiaan tercipta  dari kepercayaan dan kepercayaan lahir dari hubungan yang baik yang didasari oleh sikap saling percaya. Saling percaya akan terbentuk apabila kedua belah pihak sama-sama jujur.
Kembali kepada marketing yang jujur, sejauh ini di dunia ada satu manusia yang paling jujur dan paling dipercaya (al-amin) yaitu Nabi Muhammad SAW yang kebetulan beliau bukan hanya seorang nabi tetapi sebelum mendapat gelar kenabiannya beliau adalah seorang pengusaha.

Apa yang telah beliau laksanakan dalam berdagang, sangatlah menarik untuk diperhatikan terlepas dari kapasitasnya sebagai seorang Nabi utusan Allah SWT, tetapi sebagai seorang pedagang.
Marketing Muhammad adalah marketing yang dilakukan pada abad ke 7, dimana beliau menempatkan sikap jujur, ikhlas, Profesionalisme, Silahturahmi dan Murah hati seperti penjelasan sebelumnya sebagai lima rumusan konsep dalam berdagang yang dilakukan oleh beliau.

Kejujuran yang diikuti konsep ikhlas akan membentuk seorang marketer atau sebuah perusahaan tidak lagi memandang materi sebagai tujuan utama. Tetapi lebih terbuka kepada keberhasilan/ keuntungan baik secara materi maupun non materi bahkan terhadap suatu kegagalan.

Kedua konsep tersebut dibingkai oleh sikap Profesionalisme sehingga sorang marketer/ perusahaan akan memaksimalkan suatu pekerjaan atau dalam menghadapi masalah, tidak mudah menyerah maupun menjadi pengecut bila mendapatkan resiko.

Silahturahmi, adalah konsep keempat yang menjembati antar manusia dengan manusia baik bukan saja antar penjual dan pendagang bahkan dengan kompetitor sekalipun.

Konsep terakhir adalah konsep Murah hati, konsep ini menjadikan contoh dari Muhammad dalam menjual dan membeli sehingga akan menimbulkan respect to people sehingga akan melanggengkan setiap usaha yang akan kita lakukan.

7 komentar:

Pijan Vijan mengatakan...

Wah.....Info bgus ne...moga saya bisa menerapkan dalm kehidupan...

ehm kommunika mengatakan...

kereeen....mantap,,semoga bisa seperti Beliau...AMIIIIN,,,

Sahata Simbolon mengatakan...

mmmm, ruarr biasa, saya suka postingan ini, mantap, !!! :)
tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad itu adalah utusan Allah :)
salam kenal teman :)

Admin mengatakan...

Postingan yang bermanfaat gan :) salam ukhuwah

Kang Epot mengatakan...

Benar sob....bisnis ala Rosululloh tiada bandingannya, bisnis jaman sekarang kebanyakan boongnya.... :) kebanyakan nipunya tanpa orang berbisnis itu sadari ataupun tidak :)

soumboy mengatakan...

MasyaAllah,.
bermanfaat sob postingannyaa.,.
syukron udah share,.
:)

Admin mengatakan...

ALL : Semoga Kita Bisa Seperti Beliau..

Shollalllahu 'ala Muhammad, Sholllalahu 'alai wasallam.. :)

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes