Nama-nama yang  diharamkan dalam syariat adalah nama-nama berikut:
- Para ulama sepakat mengenai haramnya memakai nama  yang  mengandung makna penghambaan diri kepada selain Allah,  seperti  Abdul  ‘Uzza, Abdusy Syams (hamba matahari), Abdud Daar, Abdur  Rasuul,  Abdun Nabi dan  lain-lainDiriwayatkan dari Hani  bin Zaid bahwa  ketika  ia datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai  utusan beserta kaumnya,  beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam  mendengar mereka memanggil salah seorang di antara mereka dengan nama  Abdul  Hajar (hamba batu). Lantas Nabi shallallahu  ‘alaihi wa  sallam bertanya kepadanya, “Siapa namamu?” Ia menjawab, “Abdu   hajar.” Beliau  bersabda, “Tidak, kamu adalah Abdullah (hamba Allah)  bukan Abdu  Hajar  (hamba batu)!” (lihat kitab  Shahihul Adabil  Mufraad, halaman  623)Termasuk pula dalam  hal ini adalah pemberian  nama Abdul Haarits,  karena al-Hariits adalah manusia.  Adapun  “Haarits” itu sendiri bukanlah  nama Allah. Yang ada adalah Allah disifati  dengan adz-Dzaari’  (menanam, menumbuhkan) dann itu bukan termasuk nama  Allah. أَفَرَأَيْتُم مَّا تَحْرُثُون  أَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ
 “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkan atau Kami-kah yang menumbuhkan.” (QS. Al-Waaqi’ah: 63-64)
 
 
- Memberi nama dengan  nama-nama Allah, seperti    ar-Rahman, ar-Rahiim, al-Khaliq dan al-Bari.Syaikh Utsaimin memiliki   penjelasan yang bagus  berkenaan memberi nama dengan nama Allah Ta’ala.   Pemberian nama ini memiliki  dua sisi:Sisi pertama, terbagi menjadi dua   macam: - Penyebutan nama dengan huruf alif dan lam. Yang dimikian tidak boleh diberikan kepada selain Allah, seperti al-’Aziz, as-Sayyid, al-Hakiim dan lain-lain Alasannya karena dengan adanya penambahan alif dan lam berarti menunjukkan kepada ushul dari makna yang terkandung dalam nama tersebut.
- Maksud pemberian nama untuk menunjukkan sifat yang terkandung dalam nama tersebut walau tanpa alif dan lam. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengganti kunyah Abu Hakam karena teman-temannya selalu minta putusan hukum kepadanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Sesungguhnya Allah adalah al-Hakam dan hanya Dia-lah yang berhak menetapkan hukum.” Lalu beliau memberi kunyah dengan nama anak sulungnya yang bernama Syuraih. Ini menunjukkan apabila seseorang memiliki nama dengan salah satu dari nama Allah yang mengandung makna sifat (sengaja disesuaikan dengan sifat, pekerjaan atau keadaan penyandang nama), maka hal itu dilarang syariat.
 
 Menamai dengan nama-nama Allah tanpa didahului alif dan lam dan tidak bermaksud menyesuaikan dengan makna sifat yang terkandung dalam nama tersebut. Hal ini dibolehkan seperti nama Hakiim. Di antara sahabat ada yang bernama Hakiim bin Hizam. Seorang sahabat yang pernah dinasehati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jangan kamu menjual sesuatu yang bukan milikmu.”
 Tetapi ada nama Allah lainnya yang tidak pantas dijadikan sebagai nama manusia, seperti Jabbar, meskipun tidak bermaksud menetapkan makna sifat yang terkandung dalam nama tersebut. Karena bisa jadi nama itu mempengaruhi diri orangnya sehingga dirinya menjadi orang yang sombong, angkuh dan takabbur terhadap orang lain. (Al-Majmu’ Ats-Tsamiin (I/144))
 
 
- Memberi nama dengan  nama Malikul Muluk (Rajanya Raja),  Sulthanus Salathin dan Syahin Syah. أَغْيَظُ رَجُلٍ عَلَى اللهِ يَومَ  الْقِيَامَتِ وَ  أَخْبَثُهُ وَ أَغْيَظُهُ عَلَيْهِ رَجُلٌ كَانَ يُسَمَّى  مَلِكَ  الأَمْلاَكِ لاَ مَلِكَ إِلاَّ اللَّهِ
 Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia yang paling dimurkai Allah nanti pada hari kiamat yang paling keji dan yang paling dibenci-Nya adalah laki-laki yang bernama Malikul Amlak. Sesungguhnya tiada raja yang haq selain Allah subhanahu wa ta’ala.”
 Semakna dengan nama di atas adalah Qadhi Qudhaat, Haakimul Hukkam (artinya, hakim dari para hakim).
 
 
- Memberi nama dengan Sayyidun Naas, Sayyidul Kul, Sittul Kul sebagaimana diharamkan memberi nama dengan nama Sayyidu waladi Adam untuk selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Memberi nama dengan nama berhala yang disembah seperti Isaaf dan Naailah.
- Memberi nama dengan nama orang-orang non arab yang menjadi ciri khas orang kafir, seperti George, Diana, Ros, Suzan dan lain-lain.
- Memberi nama dengan nama-nama setan, seperti Khinzab, Walhaan, A’war, Ajda’. Demikian disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah.Syaikh Bakr Abu Zaid juga mengharamkan nama-nama orang non arab, seperti Turki, Farsi, Barbar dan nama-nama lain yang sulit diucapkan oleh lisan arab, seperti Naariman, Syiirihan, Niifiin, Syiiriin, Syaadi (monyet) dan lain-lain. Namun menurut penulis, nama-nama itu hukumnya makruh kecuali jika berkeyakinan bahwa nama tersebut lebih baik daripada nama-nama kaum muslimin. Wallahu a’lam.



 12/09/2010 12:51:00 PM
12/09/2010 12:51:00 PM
 Annaz Aufa
Annaz Aufa
 
 Posted in:
 Posted in:   









 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar